BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendapat yang menyatakan bahwa mengajar adalah proses penyampaian atau penerusan pengetahuan, sudah ditinggalkan oleh banyak orang. Kini, mengajar lebih sering dimaknai sebagai perbuatan yang kompleks, yaitu penggunaan secara integratif sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan. Pengintregasian keterampilan-keterampilan yang dimaksud dilandasi oleh seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu wawasan. Agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik, maka pengajar harus memberdayakan diri sendiri dan para siswanya. Siswa diharapkan mempunyai kompetensi yang diajarkan. Guru yang profesional adalah guru yang dapat melakukan tugas mengajarnya dengan baik. Dalam mengajar diperlukan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk kelancraan proses dalam belajar mengajar antara lain: (1) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, (2) keterampilan mengelola kelas, (3) keterampilan mengadakan variasi, dan (4) keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan diskusi kelompok kecil,pengelolaan kelas, variasi dalam kegiatan belajar mengajar ?
2. Apa tujuan keterampilan diskusi kelompok kecil, pengelolaan kelas,variasi dalam kegiatan belajar mengajar, dan mengajar perorangan dan kelompok kecil ?
3. Bagaimana komponen-komponen keterampilan dalam diskusi kelompok kecil, pengelolaan kelas, variasi dalam kegiatan belajar mengajar, dan mengajar perorangan dan kelompok kecil ?
4. Apa saja prinsip-prinsip dalam keterampilan diskuai kelompok kecil, pengelolaan kelas, variasi dalam kegiatan belajar mengajar, dan mengajar perorangan dan kelompok kecil ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Keterampilan Membimbing Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses percakapan yang teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan, memecahkan suatu masalah. Jadi, pengertian keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil ialah keterampilan melaksnakan kegiatan membimbing siswa agar dapat melaksanakan diskusi kelompok kecil dengan efektif.
Diskusi kelompok kecil merupakan salah satu bentuk kegiatan pembelajaran yang sering digunakan. Diskusi kelompok kecil memiliki karateristik sebagai berikut.
1. Melibatkan sekitar 3 sampai lima orang peserta dalam setiap kelompok.
2. Berlangsung secara informal, sehingga anggota dapat berkomunikasi langsung dengan anggota lain
3. Memiliki tujuan yang dicapai dengan kerja sama antar anggota kelompok.
4. Berlangsung secara sistematis. - Tujuan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, yaitu:
a. Siswa dapat memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan oleh mereka.
b. Siawa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan berkomunikasi.
c. Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
- Komponen-komponen keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, yaitu:
a. Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi
b. Memperjelas masalah maupun usulan/pendapat
c. Menganalisis pandangan /pendapat siswa
d. Meningkatkan usulan siswa
e. Menyebarluaskan kesempatan berpartisipasi
f. Menutup diskusi
- Prinsip-prinsip keterampilan membimbing diskuai kelompok kecil, yaitu:
a. Diskusi hendaknya berlangsung dalam “iklim terbuka”.
b. Perlu perencanaan dan persiapan yang matang
Diskusi kelompok kecil sangat bermanfaat untuk memberikan pengalaman pendidikan bagi anak didik yang terlibat di dalamnya. Potensi yang berpengaruh terhadap partisipasi seperti saling memberi informasi, dapat mengeksplorasi gagasan, meningkatkan pemahaman baru terhadap hal-hal yang bermanfaat, dapat membantu menilai dan memecahkan masalah, mendorong pengembangan berpikir dan berkomunikasi secara efektif, meningkatkan keterlibatan anak didik dalam perencanaan, pengambilan keputusan, memperbaiki kerjasama kelompok, terdapat keserasian dan moralis, semuanya mempersiapkan anak didik untuk berpartisipasi secara efektif dalam kelompok untuk keterampilan hari depan mereka dalam masyarakat dan dalam kegiatan-kegiatan sosial.
2.2 Keterampilan Mengelola Kelas
Masalah pokok yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas merupakan masalah yang kompleks. Guru menggunakannya unutk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas untuk mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan memungkinkan anak didik dapat belajar. Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif. Tugas utama dan yang paling sulit dilakukan guru adalah pengelolaan kelas, lebih-lebih tidak ada satu pun pendekatan yang dikatakan paling baik.
Pengelola kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya apabila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.
Untuk menciptakan suasana belajar yang aktif perlu diperhatikan pengaturan ruang belajar dan perabot sekolah. Pengaturan tersebut hendaknya memungkinkan siswa duduk berkelompok dan memungkinkan guru secara leluasa membimbing dan membantu siswa dalam belajar.
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Pengajaran kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses interaksi edukatif yang efektif. Telah disinggung tidak ada satu pun pendekatan yang dikatakan paling baik. Ada beberapa pendekatan, sebagi berikut:
a. Pendekatan kekuasaan
b. Pendekatan ancaman
c. Pendekatan kebebasan
d. Pendekatan resep (cookbook)
e. Pendekatan pengajaran
f. Pendekatan pengubah tingkah laku
g. Pendekatan sosioemosional
h. Pendekatan proses kelompok
i. Pendekatan pluralistik 1. Tujuan keterampilan mengelola kelas, yaitu:
a. Mendorong siswa mengembangkan tingkah lakunya sesuai tujuan pembelajaran.
b. Membantu siswa menghentikan tingkah lakunya yang menyimpang dari tujuan pembelajaran.
c. Mengendalikan siswa dan sarana pembelajaran dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
d. Membina hubunagn interpersonal yang baik antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa, sehinga kegiatan pembelajaran menjadi efektif.
2. Komponen-komponen keterampilan mengelola kelas, yaitu:
a. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan kegiatan pembelajaran, sehingga berjalan secara optimal, efisien, dan efektif. Aktivitas –aktivitas yang berkaitan dengan keterampilan ini ialah sebagi berikut:
1) Sikap tanggap
Komponen ini ditunjukkan oleh tingkah laku guru, bahwa guru hadir bersama anak didik. Guru tahu kegiatan anak didik, apakah memperhatikan atau tidak, dan tahu apa yang mereka kerjakan. Sikap tanggap dapat dilakukan dengan cara:
a) Memandang secara saksama
b) Gerak mendekati
c) Memberi pertanyaan
d) Memberi reaksi terhadap gangguan dan ketakacuhan
2) Membagi perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu membagi perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Membagi perhatian dapat dilakukan dengan cara:
a) Visual
b) Verbal
3) Pemusatan perhatian kelompok
Guru mengambil inisiatif dan mempertahankan perhatian anak didik dan memberitahu, bahwa ia bekerjasama dengan kelompok atau subkelomppok yang terdiri dari tiga sampai empat orang. Untuk ini ada beberapa hal yang dapat guru lakukan, yaitu:
a) Memberi tanda
b) Pertanggungjawaban
c) Pengarahan dan petunjuk jelas
d) Penghentian
e) Penguatan
f) Kelancaran (smoothness)
b. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap ganguan siswa yang berkelanjutan. Dalam hal ini guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
3. Prinsip-prinsip keterampilan mengelola kelas, yaitu:
- Memodifikasi tingkah laku. Guru hendaknya menganalisis tingkah laku siswa yang mengalami masalah dan memodifikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.
- Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara: memepelancar tugas-tugas, memelihara kegiatan kelompok, memelihara semangat siswa, dan menangani konflik yang timbul.
- Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. Guru dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah laku keliru yang muncul, dan ia mengetahui sebab-sebab dasar yang mengakibatkan ketidakpatutan tingkah laku tersebut serta berusaha untuk menemukan pemecahannya.
2.3 KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
Kehidupan akan lebih menarik jika penuh dengan variasi. Begitu dalam kegiatan belajar mengajar. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para siswa serta mengurangi kejenuhan dan kebosanaan.
Bosan merupakan masalah yang selalu terjadi dimana-mana dan orang selalu berusaha menghindarinnya. Bosan terjadi jika seseorang selalu melihat, merasakan, mengalami peristiwa yang sama secara berulang-ulang, bertemu dengan hal-hal yang “itu-itu” saja dan tidak ada sesuatu yang diharapkan. Begitu juga dengan proses pembelajaran atau pengajaran oleh guru. Jika guru tidak pandai mengadakan variasi pengajaran tentunya peserta didik akan mengalami kejenuhan atau kebosanan.
Faktor kebosanan yang disebabkoan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang begitu-begitu saja akan mengakibatkan perhatian, motivasi, dan minat siswa terhadap pelajaran, guru, dan sekolah menurun. Untuk itu diperlukan adanya keanekaragaman dalam penyajian kegiatan belajar yang bertujuan agar siswa tidak mengalami kebosanan dalam menerima pelajaran.
Menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan secara aktif.
Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton dan begitu saja. Variasi di dalam kegiatan pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan keingintahuan siswa, melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa.
Dari definisi di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa variasi gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam kontek belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya.
Dan ini bisa dibuktikan melalui ketekunan, antusiasme, keaktifan mereka dalam belajar dan mengikuti pelajarannya di kelas. Anak tidak bisa dipaksakan untuk terus menerus memusatkan perhatiannya dalam mengikuti pelajarannya, apalagi jika guru saat mengajar tanpa menggunakan variasi alias monoton yang membuat siswa kurang perhatian, mengantuk, dan mengalami kebosanan.
Keterampilan mengadakan variasi ini dapat juga dipakai untuk penggunaan keterampilan mengajar yang lain, seperti dalam menggunakan keterampilan bertanya memberi penguatan, menjelaskan dan sebagainya.
1. Tujuan keterampilan mengadakan variasi, yaitu:
a. Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek pembelajaran.
b. Memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik.
c. Meningkatkan motivasi dan rasa ingin tahu siswa.
d. Memilih cara belajar yang sesuai.
e. Meningkatkan kadar keaktifan siswa.
2. Komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi, yaitu:
a. Variasi dalam gaya mengajar.
1) Variasi suara
2) Penekanan (focusing)
3) Pemberian waktu (pausing)
4) Kontak pandang
5) Gerakan anggota badan (gesturing)
6) Pindah posisi
b. Variasi dalam penggunaan media pembelajaran.
1) Variasi media pandang
2) Variasi media dengar
3) Variasi media taktil
c. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.
3. Prinsip-prinsip keterampilan mengadakan variasi, yaitu:
a. Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. Penggunaan variasi yang wajar dan beragam sangat dianjurkan. Sedangkan pemakaian yang berlebihan akan menimbulkan kebingungan dan dapat menganggu proses belajar mengajar.
b. Variasi harus digunakan dengan lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak menganggu pelajaran.
c. Variasi harus direncanakan secara baik dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran.
2.4 Keterampilan Mengajar Perorangan dan Kelompok Kecil
Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan bentuk mengajar klasikal biasa yang memungkinkan guru dalam waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok kecil yang belajar secara kelompok dan beberapa orang siswa yang bekerja atau belajar secara perorangan. Format mengajar ini ditandai oleh adanya hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat antara guru dengan siswa, adanya kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan, minat, cara, dan kecepatannya, adanya bantuan dari guru, adanya keterlibatan siswa dalam merancang kegiatan belajarnya, serta adanya kesempatan bagi guru untuk memainkan berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran.
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan perlu dikuasai guru karena penerapannya dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda. Selain itu, pembelajaran kelompok kecil dan perorangan memberi kemungkinan terjadinya hubungan interpersonal yang sehat antara guru dengan siswa, terjadinya proses saling belajar antara siswa yang satu dengan lainnya, memudahkan guru dalam memantau pemerolehan belajar siswa, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, dapat menumbuh kembangkan semangat saling membantu, serta memungkinkan guru dapat mencurahkan perhatiannya pada cara belajar siswa tertentu sehingga dapat menemukan cara pendekatan belajar yang sesuai bagi siswa tersebut.
Pengelompokan anak didik dalam proses interaksi edukatif merupakan pembentukan organisasi sosial dalam pengajaran. Ada tiga cara peneglompokan yang dapat dilakukan, yaitu:
a. Atas dasar tugas-tugas khusus
b. Atas dasar dinamika proses kelompok di antara anak didik; dan
c. Atas dasar pengalaman pembentukan kelompok yang telah oleh guru dengan anak didik sebagai kelompok kerja.
Pengajaran kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik. Pengajaran perorangan diartikan sebagai suatu proses di mana setiap anak didik dibantu mengembangkan kemajuan dalam mencapai tujuan berdasarkan kemampuan, pendekatan, dan bahan pelajaran. Untuk itu guru harus mengenal betul anak didik, dapat memotivasi mereka, dan terlibat dalam kegiatan anak didik. Pengajaran perorangan dapat dilaksanakan bila tiap anak didik memegang peranan penting dalam pemilihan tujuan, materi, prosedur, dan waktu yang diperlukan. Semua itu diputuskan anak didik setelah berkonsultasi dengan guru ataupun dengan guru BP ( bimbingan dan penyuluhan).
1. Tujuan mengajar perorangan dan kelompok kecil, yaitu:
a. Tujuan keterampilan mengajar perorangan
1) Memberikan rasa tanggungjawab yang lebih besar kepada siswa
2) Mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada siswa
3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih aktif
4) Membentuk hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa, maupun antara siswa dengan siswa
b. Tujuan keterampilan mengajar kelompok kecil
1) Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui dinamika kelompok
2) Memberi kesempatan memecahkan masalah untuk berlatih memecahkan masalah dan cara hidup secara rasional dan demokratis
3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sikap susila dan semangat gotong royong
2. Komponen-komponen keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil, yaitu:
- Keterampilan merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran
Hal ini berhubungan dengan pengembangan program/ kurikulum. Guru harus terampil membuat perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan program dan kebutuhan siswa, serta mampu melaksanakan rencana tersebut. Dengan demikian guru dituntut mampu dan terampil mendiagnosis kemampuan akademik siswa, gaya belajar, kecenderungan minat dan tingkat disiplin siswa. Berdasarkan analisis tersebut, guru diharapkan mampu menetapkan kondisi dan tuntunan belajar yang memungkinkan siswa memikul tanggung jawab sendiri dalam belajar.
- Keterampilan mengorganisasi
Selama kegiatan pembelajaran perorangan/ kelompok kecil berlangsung, guru berperan sebagai organisator. Guru bertugas dan memonitor kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir.
- Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
Salah satu ciri dalam pengajaran perorangan/kelompok kecil ialah terjadinya hubungan yang sehat dan akrab antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Hal ini akan terjadi apabila guru dapat menciptakan suasana yang terbuka sehingga benar-benar merasa bebas dan leluasa untuk mengemukakan pendapatnya. Disamping itu siswa mempunyai keyakinan bahwa guru akan selalu siap mendengarkan atau memperhatikan pendapatnya dan bersedia membantu apabila diperlukan.
- Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
Mengajar perorangan/kelompok kecil berarti member kesempatan kepada siswa untuk belajar sendiri. Agar siswa benar-benar dapat belajar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai, guru harus terampil dalam membantu siswa agar mudah belajar dan tidak mengalami patah semangat.
3. Prinsip-prinsip keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil, yaitu:
- Prinsip-prinsip keterampilan mengajar perorangan, yaitu:
1) Guru perlu mengenal siswa secara pribadi, sehinggga kondisi belajar dapat diatur dengan tepat.
2) Siswa bekerja bebas dengan bahan yang telah siap pakai, seperti: modul, paket belajar, atau dengan bahan yang telah disiapkan oleh guru sendiri.
3) Tidak semua mata pelajaran cocok disajikan secara perorangan.
- Prinsip-prinsip keterampilan mengajar kelompok kecil, yaitu:
1) Mengajar di dalam kelompok kecil yang bercirikan:
a) Memiliki keanggotaan yang jelas.
b) Terdapat kesadaran kelompok.
c) Memiliki tujuan bersama.
d) Saling tergantung dalam memenuhi kebutuhan.
e) Ada interaksi dan komunikasi antar anggota.
f) Ada tindakan bersama.
2) Kualitas kelompok diharapkan dapat berperan secara positif, apabila kelompok dipenuhi, yaitu:
a) Terjadi hubungan yang akrab di antara sesama anggota
b) Terjadi hubungan yang erat dan kompak di antara anggota kelompok
c) Para anggota memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi
d) Para anggota memiliki rasa kebersamaan yang kuat
3) Pedoman pelaksanaan
a) Pembentukan kelompok, yang meliputi:
(1) Sebaiknya jumlah anggota kelompok antara 5-7 orang dengan pertimbangan bahwa semakin banyak anggota, maka semakin berkurang efektivitas dan aktivitas belajar setiap anggota.
(2) Pembentukan kelompok berdasarkan minat, pengalaman, dan prestasi belajar.
b) Perencanaan tugas kelompok
c) Persiapan dan perencanaan
Guru perlu menyiapkan dan merencanakan pengaturan tempat, ruangan, alat, sumber belajar yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran secara efektif bagi setiap kelompok.
4) Pelaksanaan, yang meliputi beberapa hal berikut.
a) Pelajaran diawali dengan pertemuan klasik, untuk memberikan informasi umum kepada siswa.
b) Guru mempersilahkan masing-masing kelompok untuk melaksanakan tugas di tempat yang tersedia.
c) Guru melakukan supervise dan mengikuti perkembangan proses pembelajaran dalam kelompok.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam dunia pendidikan yang berperan penting didalam nya adalah guru. Untuk itu guru harus memiliki keterampilan dasar dalam mengajar.
Diantaranya yaitu pertama keterampilan dalam membimbing diskusi kelompok kecil. Keterampilan ini sering diterapkan dalam kelas, terutama dalam berdiskusi yang kelompok nya terdiri atas 3-5 orang. Sehingga antara guru dan anak didik dapat saling bertukar pikiran mengenai masalah yang ada. Disini guru diberi tugas untuk membimbing diskusi tersebut. Kedua, keterampilan dalam mengelola kelas. Pengelolaan kelas yang baik dapat membuat suasana belajar jadi lebih menyenangkan. Ketiga, keterampilan mengadakan variasi dalam kelas. Keterampilan ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar serta mengurangi kebosanan. Dan yang keempat, keterampilan mengajar perorangan dan kelompokm kecil. Keterampilan ini memungkinkan guru untuk memberikan perhatian yang lebih terhadap setiapm peserta didik.
3.2 SARAN
Diharapkan bagi para pembaca,para pendidik atau pun calon pendidik setelah membaca makalah yang disajikan oleh pemakalah, agar dapat mengambil makna dari makalah ini dan bisa menerapkannya dalam proses belajar mengajar sehari-harinya.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri.2005.Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.Jakarta: PT Rineka cipta.
Http://www.ziddu.com/download/8768226/KeterampilanMengadakanVariasiPengajaran.doc.html
Http://massofa.wordpress.com/2010/01/25/keterampilan-mengajar-kelompok-kecil-dan-perorangan
Mulyasa, E.2009.Menjadi Guru Profesional.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nurhasanawati.2008.Strategi Pengajaran Mikro.Pekanbaru: Suska Press.
Saud, Udin syaefudin.2009.Pengembangan profesi guru.Bandung:Alfabeta.
/