MASALAH PENELITIAN
A. IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi masalah pada umumnya mendeteksi, melacak, menjelaskan aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari judul penelitian atau dengan masalah atau variabel yang akan diteliti. Hasil identifikasi dapat diangkat sejumlah masalah yang saling keterkaitan satu dengan lainnya.
Apabila dalam latar belakang penelitian penjelasannya sudah dikemukakan dengan lengkap dan jelas, maka akan memudahkan dalam proses identifikasi masalah. Identifikasi masalah merupakan proses merumuskan permasalahan-permasalahan yang akan diteliti. Untuk memudahkan dalam proses selanjutnya dan memudahkan pembaca memahami hasil penelitian, permasalahan yang muncul dirumuskan dalam bentuk pertanyaan tanpa tanda tanya.
Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik, maka peneliti perlu melakukan studi pendahuluan ke objek yang diteliti, melakukan observasi, dan wawancara ke berbagai sumber, sehingga semua permasalahan dapat diungkapkan. Selanjutnya dikemukakan hubungan satu masalah yang satu dengan masalah yang lain. Masalah yang akan diteliti itu kedudukannya di mana di antara masalah yang akan diteliti. Masalah apa saja yang diduga berpengaruh positif dan negative terhadap masalah yang diteliti. Masalah tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk variabel.
Jadi, identifikasi masalah harus menggambarkan permasalahan yang ada dalam topic atau judul penelitian. Seluruh variabel yang dilibatkan dalam penelitian harus dapat tergambar dengan jelas dalam identifikasi masalah. Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan pada identifikasi masalah harus dijawab pada bagian hasil penelitian dan pembahasan. Identifikasi masalah yang diajukan tidak harus dibatasi oleh ketentuan jumlah variabel yang dilibatkan dalam penelitian, makudnya jika variabel yang dilibatkan dalam penelitian ada dua variabel bebas dan satu variabel terikat, maka jumlah pernyataan masalahnya tidak harus ada tiga. Pernyataan permasalahn bisa juga hanya satu, tetapi memuat seluruh permasalahan yang diteliti. Identifikasi masalah juga dapat menunjukkan alat analisis apa yang akan dipakai serta kedalaman dan keluasan penelitian.
B. BATASAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah yang telah dilakukan, dipilih sejumlah masalah (dua, tiga atau empat) masalah disertai penjelasan ruang lingkup masalah, baik keluasan maupun kedalamnya. Pembatasan maslaah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus, dan tidak melenceng kemana-mana. Dalam hal ini perlu di pertimbangkan materi, kelayakan, dan keterbatasan dari peneliti tanpa keluar dari jalur penelitian ilmiah. Karena adanya keterbatasan, waktu, biaya, tenaga, teori-teori, dan agar penelitian dapat dilakukan secara mendalam, maka tidak semua masalah akan diteliti. Untuk itulah peneliti memberi batasan, variabel apa saja yang akan diteliti, serta bagaimana hubungtan variabel satu dengan variabel lainnya. Berdasarkan batasan masalah ini, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah penelitian
Namun tidak semua masalah penelitian harus dibatasi, sebab bila rumusan masalah sudah mendeskripsikan secara jelas ruang lingup dan batasan-batasan masalahnya, maka pembatasan masalah tidak perlu dibuat.
C. RUMUSAN MASALAH
Merumuskan masalah merupakan pekerjaan yang sulit bagi setiap peneliti. Hal ini dapat menolong peneliti (guru) keluar dari kesulitan merumuskan judul dan masalah adalah pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan hasil-hasil penelitian para ahli terdahulu dalam bidang-bidangyang terkait dengan masalah yang akan diteliti. Dalam rumusan dan analisis masalah sekaligus juga diidentifikasi variabel-variabel yang dalam penelitian beserta define operasionalnya. Untuk mempermudah, maka rumusan maslaah dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat bertanya setelah didahului uraian tentang masalah penelitian, variabel-variabel yang diteliti, dan kaitan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Definisi operasional yang dirumuskan untuk setiap variabel harus sampai melahirkan indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti yang kemudian akan dijabarkan dalam instrument penelitian.
Jadi, setelah maslaah yang akna diteliti itu ditentukan, misalnya variabel apa saja yang akan diteliti bagaimana hubungan antar variabel, dan agar masalah dapat terjawab secara akurat, amka masalah yang akan diteliti itu perlu dirumuskan secara spesifik. Seperti telah diuraikan dalam rumusan masalah, maka sebaiknya rumusan masaah itu dinyatakan dalam kalimat nyata.
REFERENSI
Hartono, Metodologi Penelitian, Pekanbaru, Zanafa Publishing, 2011
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian, Bandung, ALFABETA, 2010
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung, ALFABETA, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar